Aset Raksasa Sang Ayatullah
DEPARTEMEN Luar Negeri Amerika Serikat memperingati Hari Antikorupsi Sedunia, 9 Desember lalu, dengan membuat tiga cuitan khusus tentang Iran, musuh bebuyutan negeri itu. Departemen menyebutkan banyak orang Iran yang merasa frustrasi terhadap kondisi ekonominya setelah Amerika mundur dari kesepakatan nuklir dengan Iran dan kembali memberlakukan sanksi ekonomi. Tapi, “Pemerintah mereka penuh dengan orang munafik yang korup. Lihatlah Sadegh Mahsouli—Jenderal Miliarder.”
Mahsouli memenangi kontrak proyek konstruksi dan minyak dari bisnis Garda Revolusi Islam Iran (IRGC). Ia adalah perwira Garda dan menteri pada masa kepresidenan Mahmud Ahmadinejad. Dia berubah dari seorang perwira miskin di akhir perang Iran-Irak pada 1988 menjadi salah satu orang terkaya di negara itu.
Departemen Luar Negeri juga menyentil Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei: “Ayatullah Khamenei memiliki dana perwalian yang berada di negara bebas pajak bernilai miliaran.” Amerika tak merinci aset itu, tapi soal dana besar di bawah kontrol Khamenei ini pernah menjadi subyek investigasi kantor berita Reuters selama enam bulan dan laporannya dipublikasikan pada November 2013.
Hasil investigasi menunjukkan Khamenei mengendalikan kerajaan bisnis senilai sekitar US$ 95 miliar melalui Setad Ejraiye Farmane Hazrate Emam atau Markas Eksekutif Instruksi Imam. Badan usaha milik negara ini dibentuk pemimpin pertama Republik Islam Iran, Ayatullah Ruhollah Khomeini, sesaat sebelum kematiannya pada 1989. Badan ini mengelola dan menjual properti yang ditinggalkan pada tahun-tahun kacau setelah Revolusi Islam 1979.
Menurut salah satu pendirinya, Setad didirikan guna membantu para veteran perang yang miskin dan dimaksudkan untuk ada hanya selama dua tahun. Selama hampir seperempat abad, menurut Reuters, Setad berubah menjadi raksasa bisnis dengan real estate, saham, dan aset lain. Reuters memperkirakan kekayaan Setad mencapai US$ 95 miliar, terdiri atas sekitar US$ 52 miliar dalam real estate dan US$ 43 miliar dalam kepemilikan perusahaan. Jumlah ini lebih besar dibanding total ekspor minyak Iran pada 2013 yang hanya US$ 67,4 miliar.
Badan ini telah memainkan peran penting di Iran. Menurut Reuters, salah satu lembaga perwalian amal di bawah Setad adalah bonyad, yang berfungsi sebagai jaring pengaman penting selama dan seusai perang Iran-Irak pada 1980-1988 untuk membantu veteran yang cacat, janda, anak yatim, dan orang miskin. Putra salah seorang tentara yang tewas dalam perang mengungkapkan, Bonyad Shahid (Yayasan Martir) menyediakan akomodasi, upah, dan kebutuhan rumah tangga keluarganya.
Reuters mencatat, di bawah Khamenei, Setad memperluas aset dengan membeli saham puluhan perusahaan Iran, baik swasta maupun publik. Departemen Keuangan Amerika, Juni lalu, memberlakukan sanksi terhadap Setad dan menyebut organisasi itu sebagai “jaringan besar perusahaan yang menjadi penyamaran untuk menyembunyikan aset atas nama kepemimpinan Iran”.
Kantor Presiden Iran dan kementerian luar negeri tidak menjawab permintaan tanggapan dari Reuters. Adapun Direktur Jenderal Hubungan Masyarakat Setad Hamid Vaezi mengatakan informasi yang disajikan itu “jauh dari kenyataan dan tidak benar”.
Dalam sebuah editorial pada 19 November 2018, kantor berita Iran, IRNA, menuding liputan Reuters mengenai Setad palsu dan merupakan upaya “menciptakan keraguan di antara orang-orang tentang itu dan menghancurkan kepercayaan orang-orang terhadap institusi populer yang melayani Republik Islam”.
Menurut Reuters, tidak ada bukti bahwa Khamenei menggunakan Setad untuk memperkaya diri sendiri. Tapi badan ini telah membuatnya lebih perkasa secara politik. Aliran pendapatan Setad tak hanya berkontribusi membuatnya bertahan selama 24 tahun, tapi juga dalam beberapa hal membuatnya memiliki kendali lebih besar atas pemerintah daripada pendahulunya, Ayatullah Khomeini.
ABDUL MANAN (REUTERS, AL-ARABIYA, THE TELEGRAPH)
Majalah Tempo, 30 Desember 2018
Mahsouli memenangi kontrak proyek konstruksi dan minyak dari bisnis Garda Revolusi Islam Iran (IRGC). Ia adalah perwira Garda dan menteri pada masa kepresidenan Mahmud Ahmadinejad. Dia berubah dari seorang perwira miskin di akhir perang Iran-Irak pada 1988 menjadi salah satu orang terkaya di negara itu.
Departemen Luar Negeri juga menyentil Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei: “Ayatullah Khamenei memiliki dana perwalian yang berada di negara bebas pajak bernilai miliaran.” Amerika tak merinci aset itu, tapi soal dana besar di bawah kontrol Khamenei ini pernah menjadi subyek investigasi kantor berita Reuters selama enam bulan dan laporannya dipublikasikan pada November 2013.
Hasil investigasi menunjukkan Khamenei mengendalikan kerajaan bisnis senilai sekitar US$ 95 miliar melalui Setad Ejraiye Farmane Hazrate Emam atau Markas Eksekutif Instruksi Imam. Badan usaha milik negara ini dibentuk pemimpin pertama Republik Islam Iran, Ayatullah Ruhollah Khomeini, sesaat sebelum kematiannya pada 1989. Badan ini mengelola dan menjual properti yang ditinggalkan pada tahun-tahun kacau setelah Revolusi Islam 1979.
Menurut salah satu pendirinya, Setad didirikan guna membantu para veteran perang yang miskin dan dimaksudkan untuk ada hanya selama dua tahun. Selama hampir seperempat abad, menurut Reuters, Setad berubah menjadi raksasa bisnis dengan real estate, saham, dan aset lain. Reuters memperkirakan kekayaan Setad mencapai US$ 95 miliar, terdiri atas sekitar US$ 52 miliar dalam real estate dan US$ 43 miliar dalam kepemilikan perusahaan. Jumlah ini lebih besar dibanding total ekspor minyak Iran pada 2013 yang hanya US$ 67,4 miliar.
Badan ini telah memainkan peran penting di Iran. Menurut Reuters, salah satu lembaga perwalian amal di bawah Setad adalah bonyad, yang berfungsi sebagai jaring pengaman penting selama dan seusai perang Iran-Irak pada 1980-1988 untuk membantu veteran yang cacat, janda, anak yatim, dan orang miskin. Putra salah seorang tentara yang tewas dalam perang mengungkapkan, Bonyad Shahid (Yayasan Martir) menyediakan akomodasi, upah, dan kebutuhan rumah tangga keluarganya.
Reuters mencatat, di bawah Khamenei, Setad memperluas aset dengan membeli saham puluhan perusahaan Iran, baik swasta maupun publik. Departemen Keuangan Amerika, Juni lalu, memberlakukan sanksi terhadap Setad dan menyebut organisasi itu sebagai “jaringan besar perusahaan yang menjadi penyamaran untuk menyembunyikan aset atas nama kepemimpinan Iran”.
Kantor Presiden Iran dan kementerian luar negeri tidak menjawab permintaan tanggapan dari Reuters. Adapun Direktur Jenderal Hubungan Masyarakat Setad Hamid Vaezi mengatakan informasi yang disajikan itu “jauh dari kenyataan dan tidak benar”.
Dalam sebuah editorial pada 19 November 2018, kantor berita Iran, IRNA, menuding liputan Reuters mengenai Setad palsu dan merupakan upaya “menciptakan keraguan di antara orang-orang tentang itu dan menghancurkan kepercayaan orang-orang terhadap institusi populer yang melayani Republik Islam”.
Menurut Reuters, tidak ada bukti bahwa Khamenei menggunakan Setad untuk memperkaya diri sendiri. Tapi badan ini telah membuatnya lebih perkasa secara politik. Aliran pendapatan Setad tak hanya berkontribusi membuatnya bertahan selama 24 tahun, tapi juga dalam beberapa hal membuatnya memiliki kendali lebih besar atas pemerintah daripada pendahulunya, Ayatullah Khomeini.
ABDUL MANAN (REUTERS, AL-ARABIYA, THE TELEGRAPH)
Majalah Tempo, 30 Desember 2018
Comments