Partai Oposisi India Tak Akan Ubah Kebijakan Soal Nuklir
New Delhi - Kepala partai oposisi India, Bharatiya Janata Party (BJP), yang diperkirakan akan memenangkan pemilu nasional yang sedang saat ini berlangsung, telah mengesampingkan perubahan negara ini soal senjata nuklir .
Sikap BJP memicu spekulasi soal ini ketika dalam manifestonya mengatakan bahwa partai akan "merevisi dan memperbarui" kebijakan India.
"Kebijakan 'bukan negara pertama yang akan menggunakan' senjata nuklir sudah dipikirkan dengan baik ... Kami tidak bermaksud untuk mengubahnya, " kata Presiden BJP Rajnath Singh kepada surat kabar Hindustan Times dalam sebuah wawancara yang diterbitkan Senin 14 April 2014.
Kebijakan nuklir India itu diambil setelah serangkaian uji coba nuklir pada tahun 1998 selama pemerintahan terakhir koalisi yang dipimpin BJP, yang itu memicu kecaman internasional dan embargo oleh negara-negara Barat.
Kebijakan ini dimaksudkan untuk mendapatkan penerimaan yang lebih besar India sebagai kekuatan nuklir, meskipun negara ini tidak menjadi penandatangan Perjanjian Nonproliferasi Nuklir PBB tahun 1970 yang bertujuan untuk mencegah penyebaran senjata nuklir.
Cina adalah negara pertama yang mengadopsi kebijakan "tak akan menjadi negara pertama yang akan menggunakan" nuklir, tahun 1964. Tetapi, rival utama dan tetangga terdekat Pakistan, India, tidak menganut kebijakan yang sama. India dan Pakistan setidaknya terlibat dalam tiga kali perang.
BJP diprediksi akan meraih kemenangan dalam pemilu yang dimulai pada 7 April dan berakhir 16 Mei mendatang. Ia diprediksi akan mengalahkan partai yang berkuasa, Kongres.
CHANNEL NEWS ASIA | ABDUL MANAN
Sikap BJP memicu spekulasi soal ini ketika dalam manifestonya mengatakan bahwa partai akan "merevisi dan memperbarui" kebijakan India.
"Kebijakan 'bukan negara pertama yang akan menggunakan' senjata nuklir sudah dipikirkan dengan baik ... Kami tidak bermaksud untuk mengubahnya, " kata Presiden BJP Rajnath Singh kepada surat kabar Hindustan Times dalam sebuah wawancara yang diterbitkan Senin 14 April 2014.
Kebijakan nuklir India itu diambil setelah serangkaian uji coba nuklir pada tahun 1998 selama pemerintahan terakhir koalisi yang dipimpin BJP, yang itu memicu kecaman internasional dan embargo oleh negara-negara Barat.
Kebijakan ini dimaksudkan untuk mendapatkan penerimaan yang lebih besar India sebagai kekuatan nuklir, meskipun negara ini tidak menjadi penandatangan Perjanjian Nonproliferasi Nuklir PBB tahun 1970 yang bertujuan untuk mencegah penyebaran senjata nuklir.
Cina adalah negara pertama yang mengadopsi kebijakan "tak akan menjadi negara pertama yang akan menggunakan" nuklir, tahun 1964. Tetapi, rival utama dan tetangga terdekat Pakistan, India, tidak menganut kebijakan yang sama. India dan Pakistan setidaknya terlibat dalam tiga kali perang.
BJP diprediksi akan meraih kemenangan dalam pemilu yang dimulai pada 7 April dan berakhir 16 Mei mendatang. Ia diprediksi akan mengalahkan partai yang berkuasa, Kongres.
CHANNEL NEWS ASIA | ABDUL MANAN
Comments