Kapal Tanker Jepang Dibajak di Selat Malaka
Kuala Lumpur - Perompak bersenjata menyerbu ke sebuah kapal tanker minyak Jepang di lepas pantai Malaysia dan menculik tiga awaknya, kata polisi maritim Malaysia, Rabu 22 April 2014.
Insiden di Selat Malaka, rute untuk sekitar seperempat dari perdagangan minyak melalui pelayaran laut di dunia, telah memicu kekhawatiran bahwa pembajakan bisa meningkat di daerah ini dan itu bisa menaikkan premi asuransi kapal.
Enam perompak di speedboat naik ke kapal tanker Naninwa Maru 1 pada hari Selasa 22 April 2014, pukul 01:00 waktu setempat di lepas pantai barat Malaysia, kata Komandan Polisi Maritim Abdul Aziz Yusof kepada Reuters.
Para perompak memompa keluar lebih dari setengah dari 5 juta liter solar yang dibawa oleh tanker, ke dua kapal yang sudah datang saat kapal sudah dibajak. Tanker Jepang, yang akan menuju Myanmar dari Singapura, memiliki awak dari Indonesia, Thailand, dan Myanmar.
Menurut Komandan Polisi Port Klang DSP Norzaid Muhammad Said, para awaknya menyadari adanya perompakan setelah mereka melihat sekitar lima atau enam pria bersenjata dengan pistol dan parang sudah naik ke kapal. "Semua korban (awak) diikat dan dikunci di sebuah ruangan," katanya.
Norzaid menambahkan bahwa awak berhasil membebaskan diri beberapa jam setelah kejadian dan setelah melakukan inspeksi, mereka menyadari bahwa tiga awak dari Indonesia hilang. "Awak kapal terdiri orang Indonesia, Thailand, Myanmar dan warga negara India. Tapi orang Indonesia yang tak terlihat. Kami menduga bahwa mereka telah diculik oleh tersangka," kata dia. "Kapal itu kini telah berlabuh dan kami sedang menyelidiki kasus ini."
Pejabat keamanan regional sebelumnya telah mengatakan kepada Reuters bahwa kelompok bersenjata yang berkeliaran di Selat Malaka bisa jadi merupakan bagian dari sindikat, yang memiliki hubungan dengan kru di kapal sasaran pembajakan atau memiliki pengetahuan dari orang dalam soal kapal dan kargonya.
The Starcom Malaysia | Reuters | Guardian | Abdul Manan
Insiden di Selat Malaka, rute untuk sekitar seperempat dari perdagangan minyak melalui pelayaran laut di dunia, telah memicu kekhawatiran bahwa pembajakan bisa meningkat di daerah ini dan itu bisa menaikkan premi asuransi kapal.
Enam perompak di speedboat naik ke kapal tanker Naninwa Maru 1 pada hari Selasa 22 April 2014, pukul 01:00 waktu setempat di lepas pantai barat Malaysia, kata Komandan Polisi Maritim Abdul Aziz Yusof kepada Reuters.
Para perompak memompa keluar lebih dari setengah dari 5 juta liter solar yang dibawa oleh tanker, ke dua kapal yang sudah datang saat kapal sudah dibajak. Tanker Jepang, yang akan menuju Myanmar dari Singapura, memiliki awak dari Indonesia, Thailand, dan Myanmar.
Menurut Komandan Polisi Port Klang DSP Norzaid Muhammad Said, para awaknya menyadari adanya perompakan setelah mereka melihat sekitar lima atau enam pria bersenjata dengan pistol dan parang sudah naik ke kapal. "Semua korban (awak) diikat dan dikunci di sebuah ruangan," katanya.
Norzaid menambahkan bahwa awak berhasil membebaskan diri beberapa jam setelah kejadian dan setelah melakukan inspeksi, mereka menyadari bahwa tiga awak dari Indonesia hilang. "Awak kapal terdiri orang Indonesia, Thailand, Myanmar dan warga negara India. Tapi orang Indonesia yang tak terlihat. Kami menduga bahwa mereka telah diculik oleh tersangka," kata dia. "Kapal itu kini telah berlabuh dan kami sedang menyelidiki kasus ini."
Pejabat keamanan regional sebelumnya telah mengatakan kepada Reuters bahwa kelompok bersenjata yang berkeliaran di Selat Malaka bisa jadi merupakan bagian dari sindikat, yang memiliki hubungan dengan kru di kapal sasaran pembajakan atau memiliki pengetahuan dari orang dalam soal kapal dan kargonya.
The Starcom Malaysia | Reuters | Guardian | Abdul Manan
Comments