Tony Abbott Kritik ABC Soal Berita Penyadapan
Canberra - Perdana Menteri Australia Tony Abbott menuding badan penyiaran nasional Australia, ABC, bertindak sebagai "penguat iklan untuk Guardian" dengan berkolaborasi dalam menerbitkan berita yang mengungkapkan upaya badan-badan intelijen negara ini untuk menyadap telepon presiden Indonesia.
Kritik Abbott ini disampaikan dalam sebuah wawancara dengan komentator konservatif Andrew Bolt, Minggu 1 Desember 2013.
Guardian Australia dan ABC bersama-sama pada 18 November 2013 melansir berita bahwa dinas intelijen Australia berusaha mendengarkan panggilan telepon pribadi Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dan orang-orang di lingkaran dekatnya.
Berita ini didasarkan pada dokumen rahasia, tertanggal November 2009, yang dipasok oleh eks analis intelijen AS Edward Snowden. Pengungkapan ini menyebabkan ketegangan diplomatik Australia dan Indonesia.
Yudhoyono menuntut penjelasan lengkap dari Abbott dan kemudian menyerukan adanya kode etik antara kedua negara terkait masalah-masalah intelijen di masa depan.
Managing director ABC, Mark Scott, mengatakan kepada Senat Australia sebelumnya bahwa Guardian mendekati ABC untuk bermitra untuk menyiarkan berita penyadapan itu. Kerjasama ini mirip dengan kolaborasi yang dilakukan Guardian dengan penerbit besar lainnya atas berita yang berasal dari dokumen bocoran dari Snowden.
Abbott mengindikasikan ia tidak memiliki masalah dengan laporan ABC, tetapi mempertanyakan kemitraan yang menyebabkan penerbitan berita itu secara bersamaan.
"Saya pikir itu cukup adil bagi orang untuk mempertanyakan penilaian dari ABC , bukan terkait gagal untuk meliput acara tersebut, karena jelas itu adalah sebuah cerita, tetapi memilih untuk bertindak sebagai, jika Anda suka, penguat iklan untuk Guardian," kata Abbott pada Bolt.
"Itu adalah cerita Guardian yang tampak ABC ingin iklankan, meskipun tidak biasanya ada iklan di ABC," kata Abbott.
Ketika ditanya apakah ia akan menyukai jika dokumen itu disensor, Abbott mengatakan, hal itu tergantung kepada perusahaan media untuk mempertimbangkan apa yang cocok untuk dipublikasikan atau disiarkan.
"Mereka harus membuat penilaian mereka sendiri tapi saya pikir orang-orang berhak kadang-kadang mempertanyakan penilaian yang dibuat organisasi berita," kata Abbott.
Dalam wawancara itu Bolt mengatakan kepada Abbott bahwa ABC "di luar kendali" dan perlu piagam baru untuk memberikan "keseimbangan". Abbott menolak seruan itu dan mengatakan bahwa ia " tidak ingin membuat musuh yang tidak perlu" atau lebih menyulut kritik.
Abbott menolak mengatakan apakah Australia secara diam-diam meyakinkan Indonesia bahwa ia tidak akan melakukan aksi spionase tingkat tinggi di masa depan. Abbott hanya mengatakan bahwa ia ingin meningkatkan kerjasama intelijen antara kedua negara.
Guardian | Abdul Manan
TEMPO.CO | MINGGU, 01 DESEMBER 2013 | 20:47 WIB
Kritik Abbott ini disampaikan dalam sebuah wawancara dengan komentator konservatif Andrew Bolt, Minggu 1 Desember 2013.
Guardian Australia dan ABC bersama-sama pada 18 November 2013 melansir berita bahwa dinas intelijen Australia berusaha mendengarkan panggilan telepon pribadi Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dan orang-orang di lingkaran dekatnya.
Berita ini didasarkan pada dokumen rahasia, tertanggal November 2009, yang dipasok oleh eks analis intelijen AS Edward Snowden. Pengungkapan ini menyebabkan ketegangan diplomatik Australia dan Indonesia.
Yudhoyono menuntut penjelasan lengkap dari Abbott dan kemudian menyerukan adanya kode etik antara kedua negara terkait masalah-masalah intelijen di masa depan.
Managing director ABC, Mark Scott, mengatakan kepada Senat Australia sebelumnya bahwa Guardian mendekati ABC untuk bermitra untuk menyiarkan berita penyadapan itu. Kerjasama ini mirip dengan kolaborasi yang dilakukan Guardian dengan penerbit besar lainnya atas berita yang berasal dari dokumen bocoran dari Snowden.
Abbott mengindikasikan ia tidak memiliki masalah dengan laporan ABC, tetapi mempertanyakan kemitraan yang menyebabkan penerbitan berita itu secara bersamaan.
"Saya pikir itu cukup adil bagi orang untuk mempertanyakan penilaian dari ABC , bukan terkait gagal untuk meliput acara tersebut, karena jelas itu adalah sebuah cerita, tetapi memilih untuk bertindak sebagai, jika Anda suka, penguat iklan untuk Guardian," kata Abbott pada Bolt.
"Itu adalah cerita Guardian yang tampak ABC ingin iklankan, meskipun tidak biasanya ada iklan di ABC," kata Abbott.
Ketika ditanya apakah ia akan menyukai jika dokumen itu disensor, Abbott mengatakan, hal itu tergantung kepada perusahaan media untuk mempertimbangkan apa yang cocok untuk dipublikasikan atau disiarkan.
"Mereka harus membuat penilaian mereka sendiri tapi saya pikir orang-orang berhak kadang-kadang mempertanyakan penilaian yang dibuat organisasi berita," kata Abbott.
Dalam wawancara itu Bolt mengatakan kepada Abbott bahwa ABC "di luar kendali" dan perlu piagam baru untuk memberikan "keseimbangan". Abbott menolak seruan itu dan mengatakan bahwa ia " tidak ingin membuat musuh yang tidak perlu" atau lebih menyulut kritik.
Abbott menolak mengatakan apakah Australia secara diam-diam meyakinkan Indonesia bahwa ia tidak akan melakukan aksi spionase tingkat tinggi di masa depan. Abbott hanya mengatakan bahwa ia ingin meningkatkan kerjasama intelijen antara kedua negara.
Guardian | Abdul Manan
TEMPO.CO | MINGGU, 01 DESEMBER 2013 | 20:47 WIB
Comments