Geronimo: E.K.I.A…!
No Easy Day: The Firsthand Account of the Mission That Killed Osama bin Laden
Penulis: Mark Owen dan Kevin Maurer
Penerbit: Penguin Books
Terbit: 2012, 316 halaman
Mark Owen tak akan pernah bisa melupakan hari Selasa 11 September 2001 itu. Ia baru masuk baraknya di pangkalan Amerika Serikat di Okinawa, Jepang, seusai latihan rutin. Sebagai anggota pasukan khusus Navy SEALs yang kenyang digempur kejamnya latihan di pelosok Thailand, Filipina, Timor Timur, dan Australia, matanya menangkap sesuatu yang tak biasa. Di layar televisi, dia melihat dua jet komersial berurutan menghantam menara kembar World Trade Center, New York, hingga rontok.
Selasa jahanam itu--dunia kemudian mengenalnya sebagai tragedi 9/11--telah membakar kemarahan Owen. Dia bertekad, suatu ketika, harus terlibat langsung memburu, lalu membunuh Usamah bin Ladin, tokoh Al-Qaidah di balik tragedi yang memakan korban nyawa lebih dari 3.000 orang itu.
Impian Owen menjadi kenyataan. Ia bahkan terpilih sebagai salah satu komandan dari dua regu yang masing-masing beranggotakan 24 orang dari Navy SEALs Team Six. Dua tim inilah yang bertugas menyerbu sarang Usamah di Abbottabad, Pakistan, 1 Mei 2011. Bagian penyerbuan ini menjadi kisah utama buku Mark Owen dan Kevin Maurer, No Easy Day: The Firsthand Account of the Mission That Killed Osama bin Laden.
Owen sebetulnya hanya nama samaran. Untuk alasan keamanan, dia menyembunyikan nama aslinya, Matt Bissonnette. Tapi bukan hanya nama yang dia sembunyikan. Detail-detail teknik operasi yang bisa membahayakan anggota SEALs bila dibuka ke publik juga dia tutupi. Toh, dengan pembatasan begitu pun, buku ini tetap sarat pembeberan berbagai teknik latihan dan manuver pasukan khusus yang terkenal itu. Membaca buku ini, kita seolah-olah diajak menonton film laga ala Hollywood.
No Easy Day hanya satu dari beberapa buku tentang perburuan Usamah yang telah terbit. Ada Manhunt: The Ten-Year Search for Bin Laden--from 9/11 to Abbottabad (2012) oleh Peter Bergen, SEAL Target Geronimo: The Inside Story of the Mission to Kill Osama bin Laden (2011) oleh Chuck Pfarrer, dan The Finish: The Killing of Osama bin Laden (2012) oleh Mark Bowden. Tapi No Easy Day satu-satunya buku yang ditulis oleh pelaku langsung penyerbuan terhadap buron paling dicari Amerika itu.
Meski berkisah tentang penyerbuan Usamah, Owen hanya menulis soal ini dalam 11 bab terakhir dari total 19 bab buku. Separuh bagian awal buku adalah kisah Owen, dari menjalani rekrutmen sebagai anggota militer, masuk seleksi sebagai anggota tim SEALs, hingga kisah-kisah latihan dan operasi tempur di berbagai belahan dunia. Baru mulai bab 9 dia memasukkan tahap-tahap awal operasi memburu Bin Ladin. Tapi, dengan gaya menulis yang dingin dan tanpa emosi, ia mampu menyambungkan dua bagian yang sebetulnya tak berhubungan itu.
Owen berkisah, perintah bersiap sudah diterima Navy SEALs Team Six sejak awal April, sebulan sebelum penyerbuan sesungguhnya. Hari-hari itu adalah hari misterius karena tak satu pun tahu mereka sedang berlatih untuk operasi apa. Meski Owen sudah menduga ini adalah persiapan memburu Bin Ladin, semua anggota regu baru tahu target operasi sehari sebelum tanggal penyerbuan.
Berangkat dari pangkalan udara Amerika di Bagram, Afganistan, dua helikopter Black Hawk UH-60 mengangkut 24 anggota SEALs, plus satu penerjemah dan anjing pelacak, sebagai tim penyerang. Jumlah anggota SEALs yang sama diangkut menggunakan helikopter CH-47 Chinooks, sebagai pasukan cadangan. Terbang di kegelapan malam, mereka tiba di kediaman Usamah pada dinihari 1 Mei 2011.
Penyerbuan itu sukses meski, saat mencoba mendarat, salah satu Black Hawk terperosok. Namun semua anggota SEALs bisa meneruskan operasi. Usamah adalah target terakhir yang dapat mereka bunuh. "Geronimo, E.K.I.A. (Enemy Killed in Action)," bisik pemimpin regu melapor ke Washington, DC, ketika memastikan "Geronimo" pemimpin Al-Qaidah itu telah tewas.
Semua detail operasi penyerbuan--lebih tepat pembunuhan--ini ditulis dengan dingin. Owen menggambarkan seluruh fragmen seperti sedang melukis kanvas dalam diam. Dalam bagian operasi Geronimo, juga dalam bagian operasi-operasi sebelumnya, Owen pernah bertanya, minimal kepada hati nuraninya, untuk apa semua operasi yang mereka jalani itu. Dalam kanvas Owen ini, anggota SEALs memang terlukis sempurna sebagai mesin pembunuh. Cari, kepung, hancurkan. E.K.I.A…!
Abdul Manan
Majalah TEMPO, 6 Mei 2013
Penulis: Mark Owen dan Kevin Maurer
Penerbit: Penguin Books
Terbit: 2012, 316 halaman
Mark Owen tak akan pernah bisa melupakan hari Selasa 11 September 2001 itu. Ia baru masuk baraknya di pangkalan Amerika Serikat di Okinawa, Jepang, seusai latihan rutin. Sebagai anggota pasukan khusus Navy SEALs yang kenyang digempur kejamnya latihan di pelosok Thailand, Filipina, Timor Timur, dan Australia, matanya menangkap sesuatu yang tak biasa. Di layar televisi, dia melihat dua jet komersial berurutan menghantam menara kembar World Trade Center, New York, hingga rontok.
Selasa jahanam itu--dunia kemudian mengenalnya sebagai tragedi 9/11--telah membakar kemarahan Owen. Dia bertekad, suatu ketika, harus terlibat langsung memburu, lalu membunuh Usamah bin Ladin, tokoh Al-Qaidah di balik tragedi yang memakan korban nyawa lebih dari 3.000 orang itu.
Impian Owen menjadi kenyataan. Ia bahkan terpilih sebagai salah satu komandan dari dua regu yang masing-masing beranggotakan 24 orang dari Navy SEALs Team Six. Dua tim inilah yang bertugas menyerbu sarang Usamah di Abbottabad, Pakistan, 1 Mei 2011. Bagian penyerbuan ini menjadi kisah utama buku Mark Owen dan Kevin Maurer, No Easy Day: The Firsthand Account of the Mission That Killed Osama bin Laden.
Owen sebetulnya hanya nama samaran. Untuk alasan keamanan, dia menyembunyikan nama aslinya, Matt Bissonnette. Tapi bukan hanya nama yang dia sembunyikan. Detail-detail teknik operasi yang bisa membahayakan anggota SEALs bila dibuka ke publik juga dia tutupi. Toh, dengan pembatasan begitu pun, buku ini tetap sarat pembeberan berbagai teknik latihan dan manuver pasukan khusus yang terkenal itu. Membaca buku ini, kita seolah-olah diajak menonton film laga ala Hollywood.
No Easy Day hanya satu dari beberapa buku tentang perburuan Usamah yang telah terbit. Ada Manhunt: The Ten-Year Search for Bin Laden--from 9/11 to Abbottabad (2012) oleh Peter Bergen, SEAL Target Geronimo: The Inside Story of the Mission to Kill Osama bin Laden (2011) oleh Chuck Pfarrer, dan The Finish: The Killing of Osama bin Laden (2012) oleh Mark Bowden. Tapi No Easy Day satu-satunya buku yang ditulis oleh pelaku langsung penyerbuan terhadap buron paling dicari Amerika itu.
Meski berkisah tentang penyerbuan Usamah, Owen hanya menulis soal ini dalam 11 bab terakhir dari total 19 bab buku. Separuh bagian awal buku adalah kisah Owen, dari menjalani rekrutmen sebagai anggota militer, masuk seleksi sebagai anggota tim SEALs, hingga kisah-kisah latihan dan operasi tempur di berbagai belahan dunia. Baru mulai bab 9 dia memasukkan tahap-tahap awal operasi memburu Bin Ladin. Tapi, dengan gaya menulis yang dingin dan tanpa emosi, ia mampu menyambungkan dua bagian yang sebetulnya tak berhubungan itu.
Owen berkisah, perintah bersiap sudah diterima Navy SEALs Team Six sejak awal April, sebulan sebelum penyerbuan sesungguhnya. Hari-hari itu adalah hari misterius karena tak satu pun tahu mereka sedang berlatih untuk operasi apa. Meski Owen sudah menduga ini adalah persiapan memburu Bin Ladin, semua anggota regu baru tahu target operasi sehari sebelum tanggal penyerbuan.
Berangkat dari pangkalan udara Amerika di Bagram, Afganistan, dua helikopter Black Hawk UH-60 mengangkut 24 anggota SEALs, plus satu penerjemah dan anjing pelacak, sebagai tim penyerang. Jumlah anggota SEALs yang sama diangkut menggunakan helikopter CH-47 Chinooks, sebagai pasukan cadangan. Terbang di kegelapan malam, mereka tiba di kediaman Usamah pada dinihari 1 Mei 2011.
Penyerbuan itu sukses meski, saat mencoba mendarat, salah satu Black Hawk terperosok. Namun semua anggota SEALs bisa meneruskan operasi. Usamah adalah target terakhir yang dapat mereka bunuh. "Geronimo, E.K.I.A. (Enemy Killed in Action)," bisik pemimpin regu melapor ke Washington, DC, ketika memastikan "Geronimo" pemimpin Al-Qaidah itu telah tewas.
Semua detail operasi penyerbuan--lebih tepat pembunuhan--ini ditulis dengan dingin. Owen menggambarkan seluruh fragmen seperti sedang melukis kanvas dalam diam. Dalam bagian operasi Geronimo, juga dalam bagian operasi-operasi sebelumnya, Owen pernah bertanya, minimal kepada hati nuraninya, untuk apa semua operasi yang mereka jalani itu. Dalam kanvas Owen ini, anggota SEALs memang terlukis sempurna sebagai mesin pembunuh. Cari, kepung, hancurkan. E.K.I.A…!
Abdul Manan
Majalah TEMPO, 6 Mei 2013
Comments