Soal Litvinenko, London-Kremlin Dituding Berkolusi
London - Pengacara bagi keluarga mantan agen KGB Alexander Litvinenko, Selasa 26 Februari 2013, menuduh Inggris dan Rusia berkolusi untuk mencoba dan menutup penyelidikan kematian Litvinenko demi hubungan dagang. Litvinenko dibunuh di London pada tahun 2006.
Litvinenko, yang mendapatkan kewarganegaraan Inggris dan menjadi kritikus vokal Kremlin, meninggal setelah seseorang memasukkan polonium-210 ke dalam cangkir tehnya di sebuah hotel di London. Dampak dari kematiannya mengganjal hubungan diplomatik London dan Moskow sejak saat itu. Kremlin adalah tempat Perdana Menteri Russia berkantor.
Pada sidang pra-pemeriksaan di Pengadilan Kerajaan di London, Ben Emmerson, pengacara untuk janda Litvinenko, Marina, mengatakan, upaya hukum yang dilakukan oleh pemerintah Inggris untuk menyimpan beberapa informasi tentang kematian Litvinenko adalah bagian dari upaya menutup-nutupi kasus ini.
Emmerson mengatakan, permintaan pemerintah Inggris yang meminta kekebalan dari kepentingan publik adalah untuk melindungi kesepakatan bisnis yang diprakarsai oleh Perdana Menteri David Cameron dan Kremlin. Jika permintaan itu dipenuhi, maka ada sejumlah bahan yang tak bisa diungkapkan di pengadilan terbuka.
Dia meminta hakim pengadilan tinggi Robert Owen menolak permohonan pemerintah tersebut. "... David Cameron begitu tertarik untuk mempromosikan perdagangan dengan Rusia dan dia berusaha untuk menutup pemeriksaan ini," kata Emmerson. Sebelumnya Emmerson mengatakan, Litvinenko juga bekerja sebagai mata-mata untuk MI6, agen rahasia Inggris.
Menteri Luar Negeri William Hague dilaporkan sedang berusaha mengecualikan rincian hubungan Litvinenko dengan MI6 agar tak dibuka ke publik. MI6 adalah sebutan populer untuk dinas rahasia Inggris, Secret Intelligence Service (SIS). Hague mengidentifikasi "risiko bahaya serius kepada masyarakat" jika sejumlah materi tertentu itu diungkapkan ke publik.
Reuters | BBC | Abdul Manan
TEMPO.CO | SELASA, 26 FEBRUARI 2013 | 23:46 WIB
Litvinenko, yang mendapatkan kewarganegaraan Inggris dan menjadi kritikus vokal Kremlin, meninggal setelah seseorang memasukkan polonium-210 ke dalam cangkir tehnya di sebuah hotel di London. Dampak dari kematiannya mengganjal hubungan diplomatik London dan Moskow sejak saat itu. Kremlin adalah tempat Perdana Menteri Russia berkantor.
Pada sidang pra-pemeriksaan di Pengadilan Kerajaan di London, Ben Emmerson, pengacara untuk janda Litvinenko, Marina, mengatakan, upaya hukum yang dilakukan oleh pemerintah Inggris untuk menyimpan beberapa informasi tentang kematian Litvinenko adalah bagian dari upaya menutup-nutupi kasus ini.
Emmerson mengatakan, permintaan pemerintah Inggris yang meminta kekebalan dari kepentingan publik adalah untuk melindungi kesepakatan bisnis yang diprakarsai oleh Perdana Menteri David Cameron dan Kremlin. Jika permintaan itu dipenuhi, maka ada sejumlah bahan yang tak bisa diungkapkan di pengadilan terbuka.
Dia meminta hakim pengadilan tinggi Robert Owen menolak permohonan pemerintah tersebut. "... David Cameron begitu tertarik untuk mempromosikan perdagangan dengan Rusia dan dia berusaha untuk menutup pemeriksaan ini," kata Emmerson. Sebelumnya Emmerson mengatakan, Litvinenko juga bekerja sebagai mata-mata untuk MI6, agen rahasia Inggris.
Menteri Luar Negeri William Hague dilaporkan sedang berusaha mengecualikan rincian hubungan Litvinenko dengan MI6 agar tak dibuka ke publik. MI6 adalah sebutan populer untuk dinas rahasia Inggris, Secret Intelligence Service (SIS). Hague mengidentifikasi "risiko bahaya serius kepada masyarakat" jika sejumlah materi tertentu itu diungkapkan ke publik.
Reuters | BBC | Abdul Manan
TEMPO.CO | SELASA, 26 FEBRUARI 2013 | 23:46 WIB
Comments