Satu Lagi Obat Bikin Greng
Obat baru pemulih keperkasaan lelaki diuji-coba. Bukan diminum, melainkan dimasukkan ke saluran kencing.
OBAT baru penambah keperkasaan lelki terus bermunculan. Belum lagi Viagra mendapa izin pemasaran dari Deartemen Kesehatan (Depkes), kini muncul pesaing baru. Namanya: medical uretral systemfor erection (MUSE), yaitu cara pengobatan impotensi dengan memasukkan obat cair Alprostadil (sintetis dari senyawa prostaglandin E) ke dalam saluran kencing.
Teknik baru ini, beberapa pekan silam, telah diuji-cobakan pada sejumlah pasien lemah syahwat di RSUD Dr. Soetomo, Surabaya. Hasilnya, menurut dr. Sunaryo Hardjowijoto, peneliti yang juga koordinator bedah central rumah sakit terbesar itu, sangat memuaskan. Dari 10 penderita berat yang menjalani terapi dengan teknik MUSE, semuanya bisa greng. "Hanya, dosisnya sedikit lebih besar," katanya.
Menurut literatur kesehatan, angka keberhasilan teknik MUSE berkisar antara 80 dan 90 persen. Ukuran keberhasilannya: setelah menjalani terapi, penis yang semula loyo dapat kembali ereksi hingga mampu melakukan hubungan seks seperti halnya seorang pria normal.
Teknik MUSE, yang kerap disebut teknik transurethral itu, sebenarnya hanya pengembangan dari teknik intracalernosal. yaitu penyuntikan Alprostadil pada penis. Pada teknik pengembangan itu, obat tidak disuntikkan, meainkan dimasukkan ke dalam saluran kencing dengan alat aplikator serupa pipet.
Caranya: tarik batang penis ke atas, buka lubang saluran kencing. Masukkan ujung aplikator perlahan-lahan ke dalam uretra (saluran kencing) sampai batas leher aplikator. Selanjutnya, tekan tombol untuk mengeluarkan obat, lalu gulung batang penis selama 10 detik.
Sunaryo menyarankan, sebaiknya cara tersebut dilakukan 15 s.d. 30 menit sebelum siap tempur. "Teknik ini mudah dan bisa dilakukan penderita sendiri," ujarnya. Karena itu, dokter yang pernah mengambil brevet di Academische Ziekenhuis di Groningen, Belanda, itu yakin, terapi MUSE bakal digemari para penderita lemah syahwat, menandingi popularitas Viagra. Dibanding Viagra, kelebihan terapi itu adalah efek saminnya yang jauh lebih ringan: terkadang timbul rasa panas pada penis. Tapi yang jelas, selain mudah terapi ini juga aman.
Adapun pengguna Viagra sangat terbatas, antara lain: tidak boleh buat penderita jantung koroner dan penderita yang memakai obat nitrat. Juga tidak boleh dipakai bersama beberapa obat lain, seperti maag dan hipertensi. Tekanan darah bisa turun drastis, dan pemakainya bisa shock tak tertolong-sebagaimana telah dilaporkan ke Depkes Amerika Serikat (AS). Selama kurun waktu Maret-Juli 199, dari 3,6 juta pemakai Viagra, 123 orang di antaranya tewas.
* Melindungi Fungsi Jantung
Penelitian serupa, beberapa waktu lalu, dilakukan Prof. Dr. Alfred P. Spivack, M.D. dari Universitas Stanford, AS. Penelitian itu melibatkan 1.156 penderita lemah syahwat berat, lebih dari 50 persen di antaranya menderita gangguan penyakit pembuluh darah, penyakit gula, atau penyakit jantung.
Setelah tiga bulan menjalani terapi MUSE, dari 2.875 hubungan seks yang dilakukan dan dilaporkan para relawan, ternyata tak ditemukan korban tewas. Dan hanya lima pasien yang menunjukkan sedikit gangguan jantung. Artinya, aktivitas seks dengan menggunakan MUSE tidak meningkatkan risiko serangan jantung, bahkan melindungi fungsi jantung.
Sementara itu, sejumlah kematian yang dilaporkan akihat pemakaian Viagra di AS menurut Spivack, berdampak besar buat terapi lain. "Karena itu, demi keselamatan penggunaan terapi oral, seperti Viagra, harus dilakukan secara hati-hati sekali," saran Direktur Klinik Hypertensi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Harvard, AS, itu.
Lain Spivack, lain pula Akmal Taher. Dokter ahli urologi RSCM itu menganggap, penelitian Sunaryo masih terlalu dini. Untuk mengetahui keampuhan obat pemulih keperkasaan, menurut Dosen FK Universitas Indonesia itu, tidak bisa hanya dengan melihat persentase pasien yang bisa dibikin ereksi.
Tapi, juga harus diketahui seberapa besar penerimaan si pasien terhadap cara seperti itu. Dalam tiga bulan pertama, misalnya, pasien masih memakai, tapi bulan berikutnya tidak. "Apa pun alasannya, ini mengurangi kinerja obat itu sendiri." kata Akmal. Hingga kini, menurut Akmal, ada berbagai cara untuk memulihkan keperkasaan. Selain MUSE, ada terapi lain, seperti terapi psikologis, oral medication, terai suntik, implantasi, dan bantuan alat vacuum. Mana yang terbaik? Menurut pakar impotensi RSCM itu, sulit untuk menentukan mana yang mujarab. "Yang terbaik adalah pengobatan yang sesuai dengan indikasi kasus dan bisa diterima pasien." katanya lagi.
Apa yang dikemukakan para pakar itu tentu ada benarnya Boleh saja MUSE memenuhi syarat teknik (ampuh, aman, dan muda, tapi mungkin tak memadai syarat administratif, karena harganya mahal. Perkiraan Sunaryo, untuk sekali pakai, biayanya sekitar Rp 200 ribu. Bisa dipastikan, konsumennya bakal sangat terbatas: hanya para penderita lemah syahwat yang berkantung tebal. Ya, memang, begitulah harga keperkasaan.
AS/Laporan Mlta Firdaus (Jakarta) dan Abdul Manan (Surabaya)
D&R, Edisi 990111-022/Hal. 46 Rubrik Kesehatan
OBAT baru penambah keperkasaan lelki terus bermunculan. Belum lagi Viagra mendapa izin pemasaran dari Deartemen Kesehatan (Depkes), kini muncul pesaing baru. Namanya: medical uretral systemfor erection (MUSE), yaitu cara pengobatan impotensi dengan memasukkan obat cair Alprostadil (sintetis dari senyawa prostaglandin E) ke dalam saluran kencing.
Teknik baru ini, beberapa pekan silam, telah diuji-cobakan pada sejumlah pasien lemah syahwat di RSUD Dr. Soetomo, Surabaya. Hasilnya, menurut dr. Sunaryo Hardjowijoto, peneliti yang juga koordinator bedah central rumah sakit terbesar itu, sangat memuaskan. Dari 10 penderita berat yang menjalani terapi dengan teknik MUSE, semuanya bisa greng. "Hanya, dosisnya sedikit lebih besar," katanya.
Menurut literatur kesehatan, angka keberhasilan teknik MUSE berkisar antara 80 dan 90 persen. Ukuran keberhasilannya: setelah menjalani terapi, penis yang semula loyo dapat kembali ereksi hingga mampu melakukan hubungan seks seperti halnya seorang pria normal.
Teknik MUSE, yang kerap disebut teknik transurethral itu, sebenarnya hanya pengembangan dari teknik intracalernosal. yaitu penyuntikan Alprostadil pada penis. Pada teknik pengembangan itu, obat tidak disuntikkan, meainkan dimasukkan ke dalam saluran kencing dengan alat aplikator serupa pipet.
Caranya: tarik batang penis ke atas, buka lubang saluran kencing. Masukkan ujung aplikator perlahan-lahan ke dalam uretra (saluran kencing) sampai batas leher aplikator. Selanjutnya, tekan tombol untuk mengeluarkan obat, lalu gulung batang penis selama 10 detik.
Sunaryo menyarankan, sebaiknya cara tersebut dilakukan 15 s.d. 30 menit sebelum siap tempur. "Teknik ini mudah dan bisa dilakukan penderita sendiri," ujarnya. Karena itu, dokter yang pernah mengambil brevet di Academische Ziekenhuis di Groningen, Belanda, itu yakin, terapi MUSE bakal digemari para penderita lemah syahwat, menandingi popularitas Viagra. Dibanding Viagra, kelebihan terapi itu adalah efek saminnya yang jauh lebih ringan: terkadang timbul rasa panas pada penis. Tapi yang jelas, selain mudah terapi ini juga aman.
Adapun pengguna Viagra sangat terbatas, antara lain: tidak boleh buat penderita jantung koroner dan penderita yang memakai obat nitrat. Juga tidak boleh dipakai bersama beberapa obat lain, seperti maag dan hipertensi. Tekanan darah bisa turun drastis, dan pemakainya bisa shock tak tertolong-sebagaimana telah dilaporkan ke Depkes Amerika Serikat (AS). Selama kurun waktu Maret-Juli 199, dari 3,6 juta pemakai Viagra, 123 orang di antaranya tewas.
* Melindungi Fungsi Jantung
Penelitian serupa, beberapa waktu lalu, dilakukan Prof. Dr. Alfred P. Spivack, M.D. dari Universitas Stanford, AS. Penelitian itu melibatkan 1.156 penderita lemah syahwat berat, lebih dari 50 persen di antaranya menderita gangguan penyakit pembuluh darah, penyakit gula, atau penyakit jantung.
Setelah tiga bulan menjalani terapi MUSE, dari 2.875 hubungan seks yang dilakukan dan dilaporkan para relawan, ternyata tak ditemukan korban tewas. Dan hanya lima pasien yang menunjukkan sedikit gangguan jantung. Artinya, aktivitas seks dengan menggunakan MUSE tidak meningkatkan risiko serangan jantung, bahkan melindungi fungsi jantung.
Sementara itu, sejumlah kematian yang dilaporkan akihat pemakaian Viagra di AS menurut Spivack, berdampak besar buat terapi lain. "Karena itu, demi keselamatan penggunaan terapi oral, seperti Viagra, harus dilakukan secara hati-hati sekali," saran Direktur Klinik Hypertensi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Harvard, AS, itu.
Lain Spivack, lain pula Akmal Taher. Dokter ahli urologi RSCM itu menganggap, penelitian Sunaryo masih terlalu dini. Untuk mengetahui keampuhan obat pemulih keperkasaan, menurut Dosen FK Universitas Indonesia itu, tidak bisa hanya dengan melihat persentase pasien yang bisa dibikin ereksi.
Tapi, juga harus diketahui seberapa besar penerimaan si pasien terhadap cara seperti itu. Dalam tiga bulan pertama, misalnya, pasien masih memakai, tapi bulan berikutnya tidak. "Apa pun alasannya, ini mengurangi kinerja obat itu sendiri." kata Akmal. Hingga kini, menurut Akmal, ada berbagai cara untuk memulihkan keperkasaan. Selain MUSE, ada terapi lain, seperti terapi psikologis, oral medication, terai suntik, implantasi, dan bantuan alat vacuum. Mana yang terbaik? Menurut pakar impotensi RSCM itu, sulit untuk menentukan mana yang mujarab. "Yang terbaik adalah pengobatan yang sesuai dengan indikasi kasus dan bisa diterima pasien." katanya lagi.
Apa yang dikemukakan para pakar itu tentu ada benarnya Boleh saja MUSE memenuhi syarat teknik (ampuh, aman, dan muda, tapi mungkin tak memadai syarat administratif, karena harganya mahal. Perkiraan Sunaryo, untuk sekali pakai, biayanya sekitar Rp 200 ribu. Bisa dipastikan, konsumennya bakal sangat terbatas: hanya para penderita lemah syahwat yang berkantung tebal. Ya, memang, begitulah harga keperkasaan.
AS/Laporan Mlta Firdaus (Jakarta) dan Abdul Manan (Surabaya)
D&R, Edisi 990111-022/Hal. 46 Rubrik Kesehatan
Comments